Senin, 17 Februari 2020

Voucher Pizza

Cerita tahun 2012

Namaku Caca tinggal di sebuah kontrakan  kecil daerah Jakarta Pusat bersama putri kecil yang ku beri nama Kiran berusia enam bulan, pengasuh anakku bernama Fatmi dan adikku bernama Ahmad, sedangkan suamiku bekerja di luar kota.

Seperti biasa setiap sabtu pagi aku akan pergi ke pasar Sumur Batu untuk membeli stok lauk dan sayuran selama seminggu, sampai di rumah aku mengintip isi dompet alhamdulillah pikirku sisa uang masih ada delapan ratus tiga puluh ribu rupiah, bulan ini insyallah bisa menyisihkan sedikit untuk di tabung karena jum'at minggu depan sudah gajian.

Setelah membereskan belanjaan aku beristirahat sebentar sambil bermain dengan Kiran, lalu adikku mendekat sambil mengatakan,

"Kak, hari ini aku ada bayaran tugas kuliah delapan ratus ribu, terakhir bayar hari ini"

"Ya Allah kamu ini kenapa mendadak begini, setidakya kasih tau kek beberapa hari sebelumnya, emang buat tugas apaan?" tiba - tiba kepalaku berdenyut mendengarnya.

"Yah sudah kalau tidak percaya, tanya aja langsung ke teman - teman atau kampus sekalian!" dengan nada kesal.

Begitulah adikku Ahmad dia tidak peduli bagaimana cara kakaknya untuk mendapatkan uang, baginya uang harus ada ketika dia membutuhkannya.
Sewaktu dia lulus SMA memang aku yang menawarkan diri untuk membiayai kuliahnya, agar kelak setelah tamat kuliah berharap bisa mendapatkan ilmu dan pekerjaan yang lebih baik.

Akhirnya ku berikan uang delapan ratus ribu untuk adikku, berarti uangku sisa tinggal tiga puluh ribu, hmmm....sambil menarik nafas aku berpikir bagaimana uang ini harus bisa mencukupi ongkosku dan adikku untuk seminggu kedepan?

Siang hari sekitar jam satu HP ku bergetar ternyata sms dari adik sepupuku yang sedang kuliah di Jakarta Juga.

"Kak, ada di rumah gak? Lia mau maen yah"

"Ada dek, maen aja Lia kesini  di tunggu yah"

Siapa yang tak senang hidup dirantau tiba - tiba dapat kabar kalau adik sepupu mau main ke rumah.

Tak berapa lama ternyata adik sepupuku bersama pacarnya sudah sampai dirumahku, langsung ku suguhi air es teh manis dan kutawari mereka makan siang, tapi mereka menolak karena sebelum ke rumah sudah makan siang.

Aku keluar rumah sebentar membawa uang sepuluh ribu untuk membeli gorengan yang biasa mangkal di bawah pohon jambu, tapi ternyata gerobaknya gak ada, berarti si abang gorengan sedang tidak jualan, aku bingung harus di suguhin apa buat saudaraku sudah hampir dua jam  belum ada suguhan makanan sepertinya mereka betah karena belum  ada tanda - tanda mereka pulang.

Jam tiga adikku Ahmad pulang kuliah, setelah ngobrol sebentar langsung aku ajak dia pergi ke ITC Cempaka Mas jalan kaki untuk menghemat uang, beruntung aku teringat kalau aku masih menyimpan voucher Pizza sebesar seratus ribu, yang aku dapat dari menang kuis bulan lalu.

"Lia, kakak tinggal pergi bentar yah sama Ahmad, jangan kemana - mana loh, sekalian maen sama Kiran tungguin yah"

Sampai di tempat pemesanan pizza kasirnya bilang, "Bu ini vouchernya hanya berlaku untuk makan ditempat yah, ada lagi yang mau di pesan?"

"Oh gak mba, itu saja"

Pizzapun akhirnya datang, aku melihatnya sambil senyum dapat pizza ukuran besar tanpa minuman, hanya mengandalkan voucher antara bahagia dan miris hiks...

"Ahmad kamu boleh makan sedikit aja kemudian tunggu sebentar nanti pizza ini kita  minta bungkus di bawa pulang makan bersama, oh iya gak usah pake saosnya karena kita gak beli minumnya di sini, nanti kamu bisa keselek kepedasan"

"Iya Kak" Ahmadpun mengambil satu potong pizza dan memakannya dengan lahap kemudian sisanya langsung minta di bungkus .

Ahmad yang paling susah dikasih tahu tetap memakan pizza dengan campuran saos yang banyak akhirnya keselek beneran.

"Nih kamu beli air minum di supermarket sana, harganya cuma dua ribu, kalau beli disini gak cukup uang kita" sambil ku sosodrkan uang lima ribu.

Entahlah bisa jadi mba yang bekerja di pizza mendengar obrolanku, kuabaikan rasa malu memang begitu keadaan kami saat ini.

Takut kelamaan pergi kami memutuskan pulang naik bajaj biasanya ongkosnya cuma tujuh ribu, tapi karena supir bajaj tidak punya uang kembalian akhirnya aku bayar sepuluh ribu, yang berarti sisa uangku tinggal lima belas ribu. karena yang tiga ribu sisa kembalian air minum sudah masuk kantong Ahmad.

Sampai di rumah, Alhamdulillah nikmatnya kami makan pizza bersama sambil bercerita ditemani es teh manis.

Adzan magrib berkumandang kamipun melaksanakan sholat bergantian karena keterbatasan ruangan yang sempit.

Setelah sholat Lia dan pacarnya berpamitan pulang.

"Hati - hati yah Lia, jaga diri baik - baik, jangan sungkan kalau mau main lagi" kamipun berpelukan.

Ketika motor yang mereka pakai sudah menjauh akupun menutup pintu kemudian mengambil uang di saku celana.

"Ahmad ini uang untuk ongkos kamu besok sepuluh ribu, kalau kuliah seharian usahakan bawa bekal saja kaya kakak, karena ini sisa uang tinggal lima ribu rupiah.

Ahmad pun mengambil uang itu, sambil menaikan satu garis alisnya dan memicingkan mata.

"Tok. tok.. assalamualaikum mba Caca" tiba - tiba ada yang mengetok pintu rumahku

"Waalaikumsalam Oh Bu Iwo, ada apa Bu? Yuk masuk"

"Ah di sini saja gak apa - apa, wah abis pesta makan pizza nih, gini... cuma mau nyampaiin pesan tadi sore arisan sudah dikocok yang keluar nama Mba Caca dapatnya satu juta setengah, tapi anu... kebetulan ibu belum bayar kontrakan bisa ga ntar uangnya ibu pinjam dulu lima ratus buat bayar kontrakan?"

"Oh gt bu, insyallah bisa bu tapi ntar yah tunggu uangnya dapat dulu"

"Makasih yah Mba Caca, ibu pamit dulu"

Sambil menidurkan Kiran aku bersenandung shalawat nabi, tiba - tiba pintu di ketok lagi.

*****

"Tok...tok... Assalamualaikum Mas Ahmad, maaf Mba Cuacanya ada?"

"Ada Mba tunggu bentar yah, Kakkk... Di cariin Mba Lastri nih"

Mendengar terikan Ahmad, Kiran akhirnya terbangun lagi, ku gendong dia keluar kamar.

"Eh Mba Lastri, ada apa yah mba, sini mba duduk, maaf ada bantal karena biasanya adik saya tidur di depan tv"

"Maaf Mba Caca mengganggu yah? Ini tadi si Nindi besok ada bayaran uang sekolah tapi saya belum ada uangnya, kebetulan tadi dengar Mba Caca menang arisan, Bu Iwo kan mau minjam lima ratus nah aku juga pengen pinjam juga lima ratus, tolong banget Mba Caca soalnya kasihan anak saya mau ujian"

"Oh begitu, insyallah bisa Bu, tapi masalahnya uangnya belum ada sama saya, masih sama Bu RT"

"Bisa kok mba di ambil, Bu RT tadi sudah bilang tunggu tamunya Mba Caca pulang dulu kalau mau pinjam uang, aku panggilan Bu RT nya sekarang yah mba"

Belum ku iya kan Bu Lastri langsung keluar dari rumah buru - buru ke rumah Bu RT.

"Assalamualaikum cantik belum tidur nih, Bu RT menyapa anakku"

"Belum nih Bu RT, mungkin sebentar lagi"

"Tadi kan sudah di kocok arisan ternyata Mba Caca yang menang, tapi banyak juga ibu - ibu yang lain yang mau menang, Bu Lastri dan Bu Iwo mau pinjam, aku bilang nunggu keputusan Mba Caca saja"

"Iya betul RT tadi Bu Iwo sudah kesini, yah gak apa - apa lima ratus boleh dipinjam Bu Iwo nanti uangnya aku yang kasih, lima ratus boleh dipinjam Mba Lastri, ini empat ratus lima puluh untuk aku sendiri, lima puluhnya untuk Bu RT.

"Ahh terima kasih Mba Caca, insyallah rezekinya lancar yah" sahut Bu RT

"Terima kasih Mba Caca, yuk kita pulang Bu RT, biar Mba Caca istrirahat dulu, assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Ku tutup pintu dengan membaca "Alhamdulillahhirabbilalamin"

"Ya Allah kak, begitu banget orang di sini belum juga megang uang arisannya sudah banyak yang booking duluan" sahut Fatmi

"Sssttt gak boleh ngomong gitu, setidaknya Alhamdulillah masih ada pegangang uang sebelum kakak gajian, mungkin ini berkah dari kita memberikan pizza tadi langsung di jawab sama Allah tentang kerisauan hati menghadapi minggu depan jadi menang arisan deh, yah uda yuk kita makan malam
dulu, kakak uda laper nih"

Setelah sholat Isya aku berdoa, terima kasih yah Robb Engkau telah mengirimkan rezeki buat hamba, maafkan atas semua kelalaian hamba beribadah, semoga hamba termasuk orang yang bermanfaat untuk orang lain dan pandai bersyukur dalam segala keadaan.

Tamat
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar